Pada dasarnya kalimat Wallahualam Bissawab diucapkan ketika seseorang ditanya tentang sesuatu namun tidak mengetahui jawabannya. Inilah pesan dari sahabat Nabi Abdullah bin Mas’ud. “Wahai manusia, barang siapa yang ditanya tentang suatu permasalahan ilmu kepadanya dan ia mengetahuinya maka hendaknya ia menjawabnya.

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah: 1-7) Baca Juga: Mengenal Tafsir Jalalain

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam kandungan menarik dari ayat ini. Ada aneka ragam penjelasan dari banyak ahli tafsir terkait kandungan surat Al-Furqan ayat 2, antara lain seperti tercantum: Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mengambil anak, dan Dia Isim jama’ ini ada dua model ; ada yang mempunyai mufrad seperti : jamak dari shaahibun. Dan ada juga yang tidak mempunyai mufrad seperti qaumun. 3. Isim al-jinsi al-jam’i, yaitu juga menunjukan kepada banyak uhad juga, namun dengan i’tibar ithlaqnya atas zat semata (mafhum maknanya saja/tanpa memandang kepada afrad-afradnya. Karena itu
Nadham Lam Yahtalim dan Sumber Rujukannya; Karamat Para Aulia Menurut Ibnu al-Subki (Bag. 2) Ahli hadits yang bermazhab Syafi’i (bag. 5) Karamat Para Aulia Menurut Ibnu al-Subki (bag. 1) Ahli hadits yang bermazhab Syafi'i (bag. 4) Ahli hadits yang bermazhab Syafi’i (bag. 3) Muta’alaq, Ghayah dan Tafri’ dalam Ilmu Arabiyah
Ibnu al-Subki (w. 771 H) yang mempunyai nama lengkap Tajuddin Abd al-Wahab bin Taqiyuddin al-Subki merupakan salah satu dari sekian banyaknya ulama Ahlussunah wal Jama’ah yang menulis tulisan-tulisan yang mempertahankan pendapat bahwa karamat merupakan suatu hal yang mungkin terjadi pada syara’ dan pada alam nyata dan itu memang banyak terjadi pada tangan-tangan wali Allah dan orang-orang

Ini merupakan pendapat yang disebut oleh Syafi’i dalam al-Um, Mukhtashar al-Muzni dan Ikhtilaf al-Iraqiyun. Alasannya, nama ikan mencakup semua hewan dalam laut. Allah SWT berfirman : حل لكم صيد البحر وطعامه. Artinya : Dihalalkan bagimu perburuan laut dan makanannya (Q.S. al-Maidah : 96) Ibnu Abbas dan lainnya berkata :

Paragraf di atas merupakan Surat Ibrahim Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan berharga dari ayat ini. Didapatkan pelbagai penjabaran dari para pakar tafsir terhadap isi surat Ibrahim ayat 1, antara lain sebagaimana termaktub: 📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. 1-2. RxvSU.
  • 59dnxgjfml.pages.dev/296
  • 59dnxgjfml.pages.dev/336
  • 59dnxgjfml.pages.dev/110
  • 59dnxgjfml.pages.dev/2
  • 59dnxgjfml.pages.dev/300
  • 59dnxgjfml.pages.dev/54
  • 59dnxgjfml.pages.dev/373
  • 59dnxgjfml.pages.dev/458
  • lam yahtalim dan artinya