Bedahalnya ketika suami tidak shalat maka sang istri tidak ikut bertanggung jawab kelak di pengadilan sang Khalik. Dalam hal ini bukanlah karena dosa istri ditanggung oleh suami namun suami bertanggung jawab akan akhlak istrinya. Wajib mendidiknya menjadi wanita yang taat pada aturan Allah. Suami wajib mengingatkan istri ketika istri melakukan Ilustrasi pasangan suami istri. Foto Freepik. Dalam kehidupan rumah tangga, selain harus memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing, penting juga untuk memahami dosa suami istri. Dosa suami istri adalah dosa yang dilakukan suami kepada istri atau sebaliknya. Banyak suami yang tidak menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan terhadap istrinya termasuk dosa di mata Allah SWT. Bahkan perbuatan tersebut sangat dibenci Allah dan dilarang keras oleh suami harus mampu menjadi pelindung, bertanggung jawab penuh, dan menjadi imam bagi istrinya. Ada beberapa cara untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan dicintai 0leh Allah SWT. Salah satunya dengan menghindari dosa-dosa kepada perilaku atau perbuatan yang digolongkan dosa suami terhadap istri menurut Al Quran yang perlu Suami terhadap Istri menurut Al QuranIlustrasi doa suami terhadap istri menurut Al Quran. Foto Freepik. Rizem Aizid dalam buku Fiqh Keluarga Terlengkap menyebutkan, ada beberapa perbuatan yang digolongkan menjadi dosa suami terhadap istri menurut Al Quran dan hadits, yaituMenjadikan istri sebagai pemimpin rumah tanggaIslam melarang wanita atau istri menjadi pemimpin rumah tangga. Tugas suami sebagai pemimpin keluarga telah ditegaskan dalam surat An Nisa ayat 34 yang berbunyiاَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًاArtinya Laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain perempuan, dan karena mereka laki-laki telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur pisah ranjang, dan kalau perlu pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, SAW juga dengan tegas melarang perbuatan ini. Hal tersebut disampaikan Abu Bakar bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.” HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa’iOleh karenanya, jika ada seorang suami yang dengan sengaja atau tidak sengaja menjadikan istrinya sebagai pemimpin rumah tangga, misalnya dalam mencari nafkah, mengambil keputusan, dan lain-lain, maka ia telah melakukan dosa besar terhadap istri dengan tidak memberi nafkahKewajiban seorang suami terhadap istri setelah selesainya ijab kabul adalah memberi nafkah lahir dan batin. Bila di kemudian hari ia tidak memberikan nafkah, berarti ia telah menelantarkan istrinya. Hal tersebut digolongkan sebagai perbuatan durhaka dan terhitung sebagai dosa ini dijelaskan dalam penggalan surat Al Baqarah ayat 233. Allah SWT berfirmanيُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَاArtinya Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari itu, Rasulullah SAW bersabda “Dan mereka para istri mempunyai hak diberi rizki dan pakaian nafkah yang diwajibkan atas kamu sekalian wahai para suami.’’ HR MuslimTidak memberi tempat tinggal yang nyamanSelain memberi nafkah, kewajiban suami terhadap istri adalah memberi tempat tinggal yang aman. Tempat tinggal tersebut harus jauh dari bahaya, ketakutan, intimidasi, teror, dan sebaliknya, hal itu dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan sang istri. Maka, termasuk dosa apabila suami tidak memberi tempat tinggal yang aman kepada istrinya. Seperti dijelaskan dalam surat At Thalaaq ayat 6اَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْ وَلَا تُضَاۤرُّوْهُنَّ لِتُضَيِّقُوْا عَلَيْهِنَّۗArtinya Tempatkanlah mereka para istri di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati doa suami terhadap istri menurut Al Quran. Foto Freepik. Mahar adalah hak istri yang diperoleh dari suami. Apabila suami mengulur-ulur pembayaran mahar dan melebihi batas waktu yang telah ditentukan bukan karena tidak mampu, maka suami telah berbuat dosa terhadap sabda Rasulullah SAW, “Siapa saja laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu, berarti ia telah mengabaikannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak tersebut, pada hari Kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasik.” HR. ThabraniMenarik mahar tanpa keridhaan istriAllah melarang suami meminta atau menarik kembali mahar yang telah diberikan kepada istrinya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa ayat 20-21وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَآتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلَا تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًاArtinya Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan menanggung dosa yang nyata? Dan bagaimana kamu akan mengambil kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain sebagai suami istri. Dan mereka istri-istrimu telah megambil perjanjian yang kuat ikatan pernikahan dari kamu. Atasdasar itulah istri harus taat kepada suaminya, bahkan Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk sujud kepada manusia, niscaya aku perintahkan kepada istri

loading...para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh Islam dikategorikan sebagai tindakan dosa suami terhadap istri sebagaimana dosa yang tak terampuni. Foto ilustrasi/ist Dalam kehidupan keluarga tidak jarang para suami melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah Subhanahu wa ta'ala dan telah melanggar hak-hak isterinya. Oleh karena itu perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh Islam dikategorikan sebagai tindakan dosa suami terhadap istri sebagaimana dosa yang tak terampuni. Ada beberapa kategori dosa suami kepada istrinya yang dijelaskan dalam dalil Al-Qur'an dan hadis . Dirangkum dari berbagai sumber, berikut dosa-dosa suami tersebut, di antaranya1. Suami yang tidak mengajarkan ilmu agamaSudah menjadi kewajiban suami untuk memelihara diri dan keluarga yang dipimpinnya dari perihnya azab kubur dan siksa neraka sebagaimana dalam Firman Allah SWT berikutيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,” QS. At-Tahrim6. Baca Juga 2. Suami yang tidak merasa cemburuDalam rumah tangga, sifat cemburu sangat diperlukan sebagai bumbu- bumbu dalam cinta, namun tentu saja hal ini tidak diperbolehkan dilakukan dengan berlebihan. Berikut hadis yang menjelaskan mengenai hal ini “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” An-Nasa’i dinilai hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah 674.Ad-Dayyuts dayus adalah lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga/ Suami yang tidak memberi nafkahSudah banyak contoh para suami yang tak malu menelantarkan istrinya tanpa uang nafkah atau uang belanja sama sekali, Padahal hal ini merupakan dosa yang luar biasa. Bayangkan seorang wanita yang telah rela meninggalkan kedua orang tuanya untuk hidup mengabdi pada suami. Bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk sang suami, namun diperlakukan seperti binatang peliharaan yang terabaikan dengan tidak diberi nafkah lahir sebagaimana hukum suami pelit menafkahi istri . Sungguh suami telah berbuat dosa besar jika melakukan hal ini.”Rasululluah bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” Dawud , Muslim, Ahmad, dan Thabarani .4. Membiarkan istri bekerja untuk menafkahi suamiSaat ini banyak istri yang memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Namun hal ini tentu tidak bisa menjadi alasan bagi suami untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan rumah tangga dalam hal mencari nafkah. Terlebih lagi jika suami malah memilih bersantai, cuek dan membiarkan istri yang bekerja.”Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,“ ,, Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i.5. Suami yang memiliki perasaan benci kepada istriTentunya memiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. RasulullahShalallahu alaihi wa sallam telah mengingatkan akan hal ini melalui hadis berikut “Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” HR. Muslim. Baca Juga 6. Enggan membantu istri dalam pekerjaan rumah

Dalamhadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan nilai dosa akibat menjadi pelopor maksiat, مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء Muslimahdaily - Seorang wanita diciptakan untuk melengkapi lelaki, dan salah satu cara masuk surga adalah dengan Taat kepada Seorang Suami. Untuk kalian yang ingin menikah maupun sudah menikah mari sejenak membaca artikel ini agar kita terhidar dari dosa yang tanpa sadar dilakukan. 1. Membicarakan AIB Suami kepada orang lain Sungguh ironis saat ini banyak manusia yang tidak malu untuk membicarakan Aib dirinya sendiri bahkan bangga memperlihatkannya. Demikian juga saat ini banyak yang terlalu sibuk mengurusi Aib orang lain hingga terlupa dengan dosa yang telah di perbuatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar berita perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.” QS An Nur 19. Di dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” HR Muslim Di dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya “Tidaklah seorang hamba menutupi aib seorang hamba yang lain di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” HR Muslim. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa membicarakan Aib orang lain itu dilarang terlebih lagi membuka Aib Suami sendiri. …” isteri-isterimu, mereka itu adalah pakaian bagi kamu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka” QS. Al-Baqarah 187 “Dari Abu Sa’id al-Kudriy, Ia berkata, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki suami yang bercampur bersetubuh dengan isterinya, kemudian membeberkan rahasia isteri-nya tersebut.” HR. Muslim Seorang Suami maupun Istri di ibaratkan seperti pakaian jadi ketika membicarakan aib satu sama lain kepada orang lain sebenarnya ia telah membuka aib nya sendiri. 2. Tidak Mentaati Suami / Nusyus Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam "Wanita Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dan Allah dan malaikat serta semua manusia." “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” QS. An Nisa’ 34 Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata, ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” HR. An-Nasai Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebelum ia menunaikan hak suaminya. Andaikan suami meminta dirinya padahal ia sedang berada di atas punggung unta, maka ia isteri tetap tidak boleh menolak. HR. Ibnu Majah . Mentaati suami wajib hukumnya jika itu termasuk kedalam alasan syar’i. namun jika suami memerintahkan untuk berbuat maksiat maka seorang istri di haruskan untuk menolaknya. “Tidak ada ketaatan dalam hal berbuat maksiat akan tetapi ketaatan adalah pada hal-hal yang baik.” HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud . 3. Tidak bersyukur terhadap nafkah yang diberikan suami Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan dia selalu menuntut tidak pernah merasa cukup.” HR. an-Nasa-i “Sesungguhnya orang yang selalu melakukan kefasikan adalah penghuni Neraka.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah, siapakah yang selalu berbuat fasik itu?” Beliau menjawab, “Para wanita.” Seorang Shahabat bertanya, “Bukankah mereka itu ibu-ibu kita, saudari-saudari kita, dan isteri-isteri kita?” Beliau menjawab, “Benar. Akan tetapi apabila mereka diberi sesuatu, mereka tidak bersyukur. Apabila mereka ditimpa ujian musibah, mereka tidak bersabar.” HR. Ahmad . 4. Tidak memenuhi ajakan biologis suami Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, "Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur, ia tidak datang niscaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh." HR. Bukhari dan Muslim. 5. Cemburu Berlebihan Pada dasarnya wanita memiliki sifat cemburu namun jangan jadikan perasaan cemburu tersebut menjadi berperasangka buruk terhadap suami terlebih lagi tidak memiliki bukti yang kuat. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain” al-Hujurat 12. Agar keluarga bahagia, cemburulah sewajarnya tidak berlebih-lebihan dan selalu berpikir positif. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah keimanan. Jadikan Perasaan cemburumu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Ali Imron 31 6. Berhias bukan untuk Suami. firman Allah "Janganlah mereka perempuan-perempuan menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya." Nur 31 . Hadis Rasullullaah Shallahu alaihi wasalam. “ Dari Anas ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda Sebaik-baik istri kamu ialah yang menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat, yaitu keras menjaga kehormatanya, pandai membangkitkan syahwat suaminya. “ HR. Dailami . 7. Tidak menutup Aurat dan menjaga diri. Dari Aisyah, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ seorang istri yang membuka kain kepalanya diluar rumah suaminya, maka berarti ia telah mengoyak tabir yang mendinding dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.” . “Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.” QS. An Nisa 34. Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasullullaah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya Bila suami pergi, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi . Dari Abdullah bin Salam ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “Seabaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi .“ HR. Thabarani 8. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam "Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya." HR. Al Khatib . Seorang istri harus izin kepada suaminya untuk keluar rumah termasuk untuk ke rumah orang tuanya. Dikisahkan, pada saat Ibunda Aisyah tertimpa ujian tuduhan dusta, ia ingin pulang ke rumah ayah bundanya. Ia tidak langsung pulang begitu saja, tetapi meminta izin dulu kepada suami. Ia bertanya, “Apakah Anda wahai Rasulullah mengizinkan saya untuk mendatangi kedua orang tua saya?” HR. al-Bukhari .\ Dikisahkan, “Seorang lelaki yang keluar bermusafir telah berpesan kepada istrinya agar tidak turun keluar rumah dari tingkat atas ke tingkat bawah. Bapak istrinya itu, yang tinggal di tingkat bawah, lalu jatuh sakit. Kemudian istrinya mengutus seorang perempuan kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam agar memberi izin kepadanya turun untuk menziarahi bapaknya yang sedang sakit. Nabi Shallahu alaihi wasalam mengatakan, Taatilah suamimu.’ Sampai suatu ketika sang ayah pun wafat. Si istri lalu mengutus lagi seseorang kepada Rasulullah. Nabi Shallahu alaihi wasalam mengatakan, Taatilah suamimu.’ Jenazah bapaknya pun dikebumikan. Lalu Rasulullah Shallahu alaihi wasalam mengutus seseorang kepada si istri untuk memberitakan bahwa Allah telah menghapuskan dosa-dosa bapaknya lantaran ketaatannya kepada suami.” 9. Tidak menghormati keluarga Suami Seorang Istri harus menghormati keluarga suaminya terutama orang tuanya,Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” apabila sudah menikah. Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” HR. Muslim Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, ia berkata, “Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan meminta harta saya itu?Rasulullah menjawab, “Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu”. HR. Ibnu Majah dan At- Thabrani . 10. Melupakan Kebaikan Suami Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Diperlihatkan Neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur.” Para Shahabat bertanya “Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?” Rasul menjawab “Tidak, mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sekalipun.’” HR. Bukhari dan Muslim Dari Abdullah bin Amr ra, ujarnya Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suaminya.“ HR. Nasa’I . 11. Puasa Sunah tanpa Izin Suami Dari Abu Hurairah ra, Nabi Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ siapa saja istri berpuasa Sunah tanpa ijin suaminya, lalu suaminya mengajak bercampur, tetapi ia menolaknya Karena sedang berpuasa, maka Allah tetapkan ia berbuat tiga dosa besar.” HR. Thayalisi . Dari Abu Hurairah ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam bersabda “ tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunat ketika suaminya dirumah, melainkan dengan ijin suaminya dan tidak boleh bagi istri mengijinkan orang lain masuk kerumahnya melainkan dengan ijin suaminya.“ HR. Bukhari dan Muslim . 12. Memasuki Tamu kedalam rumah tanpa izin suami Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Hak kalian para suami atas mereka para istri adalah mereka tidak memasukkan seorangpun yang tidak kalian sukai ke rumah kalian. Jika mereka melakukannya, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menimbulkan bekas.” HR. Muslim 13. Menyakiti hati suami dengan Lisannya Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah . Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” HR. An-Nasai Jikaistri melakukan dosa karena suami tidak menasehatinya, maka dosa yang diperbuat istri itu menjadi tanggungjawab suami. Jika istri melakukan dosa karena suami tidak menasehatinya, maka dosa yang diperbuat istri itu menjadi tanggungjawab suami. Minggu, 31 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; Membangun rumah tangga yang Sakinah, Mawadah dan Warohmah menjadi tujuan dan cita-cita bagi semua pasangan suami istri. Namun, pastinya dalam kehidupan rumah tangga tidak selalu dapat berjalan mulus sebab tentu cobaan dan juga rintangan selalu saja dapat hadir untuk itu diperlukan cara menjaga keharmonisan rumah tangga . Dalam rumah tangga sendiri terdapat perbedaan kedudukan tentunya baik bagi suami atau juga istri sebagaimana kewajiban suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap suami . Namun istri memiliki posisi yang istimewa, terutama bagi mereka yang dapat menjadi ciri ciri istri sholehah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wa كُلُّهَا مَتَاعٌ, وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الزَّوْجَةُ الصَّالِحَةُ“Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia yaitu istri yang shalihah”Sedangkan kedudukan kaum laki-laki dalam rumah tanggal dijelaksn dalam firman Allah SWT berikut ini “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” 4 34.Tanpa kita sadari dalam kehidupan keluarga tidak jarang para suami melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah SWT dan telah melanggar hak-hak isterinya. Oleh karena itu perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh islam dikategorikan sebagai tindakan dosa suami terhadap istri sebagaimana dosa yang tak terampuni adapun 13 Dosa Suami Terhadap Istri beserta Mengajarkan Ilmu AgamaPerbuatan pertama yang dapat masuk sebagai kategori perbuatan dosa suami terhadap istri adalah tidak mengajarkan ilmu agama kepada istri. Padahal sudah menjadi kewajiban suami untuk memelihara diri dan keluarga yang dipimpinnya dari perihnya azab kubur dan siksa neraka sebagaimana dalam Firman Allah SWT berikut.“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan,” QS. At-Tahrim6.2. . Tidak merasa Cemburu Dosa yang kedua adalah tidak merasa cemburu terhadap istri. Dalam rumah tangga sendiri sifat cemburu sangat diperlukan sebagai bumbu bumbu dalam cinta, namun tentu saja hal ini tidak diperbolehkan dilakukan dengan berlebihan. Berikut hadist yang menjelaskan mengenai hal ini “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” An-Nasa’i dinilai hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah 674.Ad-Dayyutsdayus adalah lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga/ Tidak Memberi NafkahSudah banyak contoh para suami yang tak malu menelantarkan istrinya tanpa uang nafkah atau uang belanja sama sekali, ini merupakan dosa yang luar biasa. Bayangkan seorang wanita yang telah rela meninggalkan kedua orangtuanya untuk hidup mengabdi pada suami, bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk sang suami, namun diperlakukan seperti binatang peliharaan yang terabaikan dengan tidak diberi nafkah lahir sebagaimana hukum suami pelit menfkahi istri . Sungguh suami telah berbuat dosa besar jika melakukan hal ini.”Rasululluah bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” Dawud CD, Muslim, Ahmad, dan Thabarani.4. Membiarkan Istri Bekerja untuk Menafkahi SuamiSaat ini banyak istri yang memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Namun hal ini tentu tidak bisa menjadi alasan bagi suami untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan rumah tangga dalam hal mencari nafkah. Terelbih lagi jika suami malah memilih bersantai leyeh leyeh dan membiarkan istri yang bekerja.”Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,“ CD, Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i.5. Memiliki Perasaan Benci Kepada IstriTentunya memiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. Rasulullah telah mengingatkan akan hal ini melalui hadist berikut “Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” Muslim.6. Enggan Membantu Istri dalam Pekerjaan RumahTidak sedikit suami yang ogah membantu pekerjaan domestik rumah tangga, padahal Rasulullah sendiri telah mencontohkan untuk membantu istri dalam persoalan rumahan sekalipun.“Beliau Rasulullah membantu pekerjaan isterinya & jika datang waktu solat, maka beliau pun keluar untuk solat,” Bukhari.7. Menyebarluaskan Aib IstriAib istri tentu juga merupakan aib suami yang harus ditutupi, bukan yang harus disebarluaskan, sebab jika demikian maka suami telah melakukan dosa terhadap istri.“Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya menggaulinya kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia isterinya,” Muslim.8. Poligami Tanpa Mengindahkan SyariatIslam tidak melarang poligami, namun hal imi harus mengikuti syariat islam. Sebab jika dilakukan diluar syariat islam, maka hal ini merupakan dosa suami kepada istri.“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinlah seorang saja,” An-Nisa 3.9. Menyakiti Istri Secara FisikMumukul, atau juga menyakiti istri secara fisik merupakan bentuk perbuatan dosa suami. Sebab wanita tentu merupakan kaum yang harus dilindungi. Selain merupakan perbuatan dosa, memukul dan menyiksa istri secara fisik juga merupakanj perbuatan yang melanggar hukum dan dapat dikenakan hukuman.“Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani.10. Bersikap Buruk kapada Istri Sebaliknya Baik Terhadap Orang LainPadahal yang paling berhak menilai seseorang itu baik atau buruk bukanlah orang lain, melainkan pasangan kita sendiri.“Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap isteri-isterinya,” at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani.11. Meremehkan Kedudukan IstriSuami dan istri memang memiliki kedudukan yang berbeda, namun tentunya hal ini tidak lantas membuat suami meremehkan kedudukan istri. bahkan istri memiliki posisi yang istimewa, penghargaan Islam terhadap kaum wanita sebagaimana tersebut dalam hadits nabiاَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلَادِ اِذَاصَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلَادُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلَادُ حديث“ Wanita adalah tiang negara jika wanitanya baik maka baiklah negara, dan bila wanita buruk maka negara juga ikut buruk”.12. Terburu Buru Mentalak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ، وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ، وَالرَّجْعَةُ.“Tiga hal yang bila dikatakan dengan sungguh-sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main akan jadi pula, yaitu nikah, talak dan Tidak Setia Terhadap IstriKatakanlah kepada orang laki-laki yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya”. [an-Nur/24 30-31].itulah tadi 13 Dosa Suami Terhadap Istri beserta dalilnya. Semoga artikel ini dapat membantu.
Bersandarpada hadits Rasulullah yang berbunyi: "Ketahuilah, adapun hak-hak istri yaitu hendaknya kalian memberikan kebaikan kepada mereka perihal pakaian dan makanan." (HR At-Tirmidzi) 5. Memaafkan Istri Manusia tidak luput dari kesalahan, begitu pula seorang istri.
Lokasi halaman Beranda hadits koreksi hadits "BENARKAH SUAMI MENANGGUNG DOSA ISTRI?" By at 12/10/2016 Di sosial media sampai kini masih banyak tersebar tulisan sebagai berikut''Aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan Mas Kawinnya...'' Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukah makna "perjanjian/ikrar'' tersebut ? ''Maka aku tanggung dosa2nya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yg berhubungan dgn si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yg menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak2ku''....Jika aku GAGAL? ''Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''.HR. MuslimBenarkah hadits ini??JAWAB 1Bismillahirrahmanirrahim,Saya mencoba merujuk kitab Shahih Muslim untuk menemukan penjelasan yang Anda sebutkan, tetapi saya tidak berhasil menemukannya. Bisa jadi kutipan itu salah, sangat besar kemungkinannya bukan bersumber dari hadits. Salah satu indikasinya adalah bahwa isinya tidak sejalan dengan tuntunan al-Qur’an. Al-Qur’an menginformasian kepada kita bahwa "Seseorang tidak menanggung dosa orang lain." Seorang ayah atau ibu tidak menanggung dosa anaknya, suami tidak menanggung dosa istrinya, istri tidak menanggung dosa suaminya. Masing-masing menanggung dosanya sendiri-sendiri. Ini kita pahami dari firman Allah Yaitu bahwa seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain, dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang sudah ia usahakannya. QS an-Najm [53] 38-39. Makna serupa juga kita dapatkan dalam QS al-Anâm [6] ayat 164, al-Isrâ’ [17] ayat 15, Fâthir [35] 18, dan az-Zumar [39] seorang suami berdosa apabila istrinya melakukan maksiat, memang, tetapi dosa itu bukanlah menanggung dosa kemaksiatan yang dilakukan oleh istrinya, tetapi lebih karena suami tidak membimbing dan mengarahkannya ke arah yang benar. Jika seorang suami sudah menasehati, sudah mengajarkan dasar-dasar agama, sudah pula melarang agar tidak berbuat maksiat, lalu sang istri tetap melakukan maksiat di luar pengetahuan suami, tentu dalam hal ini suami tidak berdosa. Dosa sepenuhnya menjadi beban situ dapat kita katakan misalnya dosa selingkuh yang dilakukan oleh seorang istri tanpa sepengetahuan suami menjadi tanggung jawab penuh sang istri. Tidak ditanggung oleh demikian, seseorang dinilai ikut bertanggung jawab dan berdosa atas perbuatan buruk orang lain kalau dia mempunyai peran dalam perbuatan ada orang meminta kepada kita untuk diantar ke rumah pelacur untuk berzina, misalnya, lalu kita mengantarnya, kita ikut berdosa. Dosa kita itu bukan karena zina yang dilakukan oleh orang tadi, tetapi karena kita berperan atau mempunyai andil membuat dia pergi ke tempat itu. Pada saat itu kita bisa memilih untuk mengantar atau tidak mengantarnya. Pilihan kita untuk mengantarnya itu yang membuat kita berdosa.Maka jika suami mengetahui dan membiarkan istrinya berselingkuh, maka suami juga ikut berdosa. Dosa suami itu bukan akibat perbuatan selingkuh sang istri, tetapi karena sang suami membiarkan istri yang menjadi tanggung jawabnya melakukan a'lamDijawab oleh M. Arifin - Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'anJAWAB 2Setelah saya baca BM ini Dari awal hingga akhir, tampak jelas bagi kita bhwa lafazh kalimat2 yg tercantum di dalamnya bukanlah hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan saya menduga, yg menyusunnya dan menisbatkannya kepada imam Muslim secara dusta adalah orang2 yg iseng dan tsb diatas bukan hadits, dan tidak ada di kitab Shahih a'lamAllahul musta'an.Dijawab oleh Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz BERCERMIN DARI KISAH NABI TERDAHULUDalam kisah Nabi Luth alaihissallam dan Nabi Nuh alaihissallam, kita dapat melihat kisah tentang isteri mereka, adakah mereka beriman? Tidak! Ia dijelaskan dalam Quran. Adakah disebabkan mereka kufur, Nabi Luth dan Nabi Nuh yang menanggung dosa mereka? Adakah Nabi Luth dan Nabi Nuh akan diseret ke neraka oleh malaikat penjaga neraka dan menyiksa tubuhnya hingga hancur? Sudah tentu tidak! Ia menunjukkan bahwa dosa isteri mereka tidak ditanggung oleh kitab Riyadhus Shalihin, Riwayat Muslim, dari Abu Hurairah berkata"Ketika surat As-Syu'ara 214 turun yang artinya "Dan berilah peringatan kepada kaum keluarga-mu yang dekat-dekat" lalu Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam mengundang kaum Quraisy, kemudian merekapun berkumpullah, undangan itu ada yang secara umum dan ada lagi yang khusus, lalu beliau bersabda"Hai Bani Ka'ab bin Luay, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Murrah bin Ka'ab, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Abdu Syams, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Abdu Manaf, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Hasyim, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Abdul Muththalib, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Fathimah - puteri Rasulullah shallallahu alahi wasallam., selamatkanlah dirimu dari neraka, karena sesungguhnya saya tidak dapat memiliki sesuatu untukmu semua dari Allah - maksudnya saya tidak dapat menolak siksa yang akan diberikan oleh Allah padamu, jikalau engkau tidak berusaha menyelamatkan diri sendiri dari neraka. Hanya saja engkau semua itu mempunyai hubungan kekeluargaan belaka - tetapi ini jangan diandal-andalkan untuk dapat selamat di akhirat. Saya akan membasahinya dengan airnya.” "Jika diperhatikan kata-kata Rasulullah kepada Fatimah. Baginda mengingatkan kepada anak perempuannya sendiri bahwa Baginda ayahnya tidak dapat menolak siksa Allah kepadanya, jikalau dia sendiri tak selamatkan dirinya. Hal ini bermakna, dosa masing-masing ditanggung oleh diri BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” HR. Al-Bukhari no. 107 dan Muslim no. 3Oleh karena itu, terkait dengan broadcast message BM atau pesan berantai yang disebar luaskan oleh sosial media terutama yang mengatas namakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hendaknya kita selalu berhati-hati, jangan sampai kita termasuk orang yang ikut menyebarkan hadits palsu yang tentunya mengandung kemungkaran. Usahakan untuk selalu mengecek kebenaran sebelum kita a'lamSemoga bermanfaat Baca Juga Info Penting langganan artikel menerima tulisan, informasi dan berita untuk di posting menerima kritik dan saran, WhatsApp ke +62 0895-0283-8327 Tentunyamemiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. Rasulullah telah mengingatkan akan hal ini melalui hadist berikut : " Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya," (H.R. Muslim). 6. Namunketaatan istri pada suami tidaklah mutlak. Jika istri diperintah suami untuk tidak berjilbab, berdandan menor di hadapan pria lain, meninggalkan shalat lima waktu, atau bersetubuh di saat haidh, maka perintah dalam maksiat semacam ini tidak boleh ditaati. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Banyakyang mengatakan jika dosa istri ditanggung suami. Ustadz Abdul Somad pun memberikan penjelasan penting tentang apakah dosa istri ditanggung suami. Baca Juga: Segala Hajat Cepat Terkabul Dengan Dahsyat Hanya Dengan 1 Amalan Ini, Ungkap Syekh Ali Jaber. Seorang suami memiliki kewajiban dan tanggung jawab melindungi istri dan keluarganya. 9H17.
  • 59dnxgjfml.pages.dev/14
  • 59dnxgjfml.pages.dev/208
  • 59dnxgjfml.pages.dev/386
  • 59dnxgjfml.pages.dev/314
  • 59dnxgjfml.pages.dev/129
  • 59dnxgjfml.pages.dev/404
  • 59dnxgjfml.pages.dev/70
  • 59dnxgjfml.pages.dev/217
  • hadits dosa istri ditanggung suami